This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday 24 March 2016

Rio di F1, Indonesia Mendunia

Akhirnya Indonesia memiliki wakil di Formula 1 (F1) 2016. Satu kata, hebat. Start paling belakang di debut pertama, tetap luar biasa. Ini sejarah. Di Asia, Rio satu-satunya pembalap F1. Indonesia dibuat mendunia. Rio, pemuda 23 tahun, menembus sirkuit di Australia tidak mudah. Harus wara-wiri mencari dana, supaya bisa mengisi satu slot di Manor Racing. Nilainya memang ratusan miliar. Mustahil ditanggung sendiri. Toh, akhirnya bisa mengaspal. Ekspektasi bangsa Indonesia meninggi. Gembira dan bangga. Tidak semua memang. Ada sebagian yang menyebut amatiran. Masih anak bawang di F1. Ya, karena dalam kualifikasi menabrak kolega F1 lainnya. Kena pinalti lah dia. Mulai lah muncul cibiran. Rio Haryanto, pemuda pertama asal Indonesia di F1. Sepanjang masa, belum ada orang Indonesia yang merasakan ketatnya jet darat. Rio sebelum terjun di F1, memulai dari GP2. Beberapa kali anak Solo ini merasakan podium utama. Lagu Indonesia Raya berkumandang. Bendera merah putih berkibar. Tentu prestasi di podium GP2 itu diharapkan terulang di F1. Berat, sangat berat. Rio berstatus rookie alias "anak baru". Namun, anak muda ini menunjukkan kebesaran hatinya. Sebagai rookie, bisa finish saja luar biasa. Apalagi sampai mendapat poin. Rio menjadi salah satu pembalap yang banyak diburu media asing. Sebagai satu-satunya pembalap Asia diantara 22 pembalap, tentu menarik dikulik. Rasa penasaran media asing, dijawab dengan optimisme. Penuh semangat di balapan pertama di Australia. Ingin membuat bangga Indonesia. Debut pertama Rio kurang mulus. Hanya 19 lap dilalui. Padahal seharusnya Rio melahap 57 lap. Gangguan teknis di jet daratnya jadi persoalan. Rio tak risau. Kecewa tidak bisa finish. Tapi, tetap penuh semangat. Ah, seandainya banyak anak muda seperti ini. Kurang adil rasanya gara-gara gagal finish, lalu bilang Rio amatiran. Terlalu cepat. Masih ada beberapa race yang bakal dilalui. Sebenarnya, bukan hanya Rio yang gagal finish. Beberapa pembalap pun gagal finish. Termasuk mantan juara F1, Fernando Alonso. Penampilan Rio selanjutnya, harus disambut dengan penuh optimisme. Bukan hanya oleh Rio semata. Seluruh Indonesia harusnya memberikan optimisme yang sama. Mendoakan supaya tampil terbaik. Belum tentu di F1 selanjutnya ada wakil Indonesia. Lalu bagaimana soal APBN dan donasi yang masih jadi perdebatan?Sudahlah, biarkan dukungan ini mengalir dulu. Jangan rusak euforia ini. Berjuanglah Rio. Harumkan Indonesia.(*)